Pemeran:- Suzzanna sebagai Lila
- Mieke Widjaja sebagai Dhora
- Robby Hart sebagai Roby
Tanggal Rilis:1972
Negara:Indonesia
Bahasa:Indonesia
Durasi:90 Menit


Preview:




Sinopsis:

Disebuah desa bernama Ciganyar terdapat sebuah perkebunan yang menjadi sumber mata pencaharian warga setempat. Perkebunan tersebut adalah milik sebuah keluarga kaya raya yang terdiri dari seorang Bapak, Ibu, dan dua anak gadisnya, Dhora dan Lila. Dhora, sang kakak, adalah seorang gadis yang berhati kejam dan berwatak keras sedangkan Lila adalah gadis yang berhati lembut. Karena tidak pernah akur, kedua gadis itu akhirnya dipisahkan oleh sang Ayah. Lila dibawa ke kota untuk tinggal bersama dengan tantenya sedangkan Dhora tetap di perkebunan bersama Ayah dan Ibunya.

Tahun demi tahun berlalu, Dhora dan Lila sudah bertumbuh dewasa. Lila tumbuh menjadi wanita yang cantik rupawan dan bersuamikan seorang pria tampan dan gagah. Karena mendengar kabar bahwa ibu tirinya meninggal dunia dan karena sang suami akan pergi ke luar negeri, Lila akhirnya pulang ke Ciganyar. Dhora yang tumbuh menjadi wanita yang berdarah dingin ternyata sudah mempersiapkan rencana jahat untuk Lila setibanya di Ciganyar. Bukan hanya berencana jahat kepada Lila, Dhora juga ternyata sudah dengan tega membunuh ibunya sendiri dan membuat ayahnya menjadi lumpuh, juga menyengsarakan dan menindas warga Ciganyar.


Sepeninggalan suami Lila ke luar negeri, Dhora mulai menggencarkan rencana busuknya untuk menyingkirkan Lila. Dalam melancarkan tindak kejahatannya, Dhora selalu dibantu orang kepercayaanya, seorang lelaki misterius yang akrab dengan hewan – hewan buas seperti ular.


Suatu hari Dhora mengajak Lila ke danau tempat mereka biasa bermain saat kecil. Alih – alih ingin mempersilakan Lila yang sedang hamil besar untuk duduk di sebuah batu di tepi danau, Dhora malah mendorong Lila hingga hampir tenggelam. Malam hari setelah kejadian itu Lila merasakan kontraksi namun ternyata Dhora tidak membantu Lila melahirkan tapi malah menyiram muka adik tirinya itu dengan air keras. Dhora menugasi bawahannya untuk mengubur Lila hidup – hidup namun ternyata bayi Lila justru lahir di dalam kuburan. Sejak saat itu daerah Ciganyar jadi angker karena penampakan hantu yang beranak dalam kubur.


Di akhir film sempat kembali pada suaminya, Robby (Robby Hart) yang pulang dari luar negeri dan memecahkan misteri hantu pengganggu. Hantu tadi adalah Lila yang menakut-nakuti penduduk Ciganyar, padahal sebenarnya ia hanya berurusan dengan Dhora. Kegemparan pun terjadi ketika Robby beserta para buruh perkebunan melabrak rumah Dhora. Dhora yang merasa terjepit mencoba menembak orang-orang tersebut. Sang ayah berusaha mencegahnya, namun ia bersama Dhora malah terjatuh dari balkon rumah dan mereka berdua tewas.


Pemeran:- W.D. Mochtar sebagai Munarto
- Siska Karabety sebagai Rita
- Fachrul Rozy sebagai Tomi
- Jeffry Waworuntu sebagai Jeffry
I.M. Damsyik sebagai Pak Karto
Ruth Pelupessy sebagai Darminah
Diana Suarkom sebagai Mawarti
Simon Cader sebagai Herman
Doddy Sukma sebagai Pak Kiai

Tanggal Rilis:1980
Negara:Indonesia
Bahasa:Indonesia
Durasi:96 Menit

Preview:


Sinopsis:

Sebuah keluarga kaya yang jauh dari agama mendapat musibah ketika sang Ibu wafat. Sang Ibu, Mawarti, meninggalkan seorang ayah bernama Munarto yang hanya peduli kehidupan bisnis, serta satu putra yang pendiam bernama Tomi dan putri bernama Rita yang kecanduan pesta, bersama mereka ada satu pembantu bernama Pak Karto yang taat agama dan sudah sakit-sakitan. Pada malam pertama setelah kematian Mawarti, Tomi menjumpai sang ibu kendati tidak berbincang. Keesokan harinya, dari saran temannya Tomi menyambangi seorang peramal yang berkata bahwa seluruh keluarganya terancam bahaya yang sangat besar dan akan menewaskan mereka semua. Lalu sang peramal menyarankannya untuk memperkuat diri dengan ilmu hitam.
Sejak itu Tomi menjadi aneh dan pendiam karena ia berkonsentrasi mendalami ilmu hitam. Pacar Rita, Herman, mengatakan bahwa 40 hari sesudah kematian orang, orang tersebut masih berada di sekitar rumahnya. Seorang pengurus rumah tangga dikirim dari kenalan sang ayah, namanya Darminah. Rita mulai mendapati dirinya ketakutan karena melihat sesosok kuntilanak, sementara Herman berkata bahwa Darminah bukanlah orang baik-baik dan akan membicarakannya besok saat akan pergi ke rumah seorang dukun. Lalu, Pak Karto yang mulai sering kambuh mencium kelakuan Darminah yang aneh dan mencurigakan. Tomi, dinasehati seorang kiai yang bertemu dengannya di toko buku untuk memulai melaksanakan salat. Saat ia ingin melakukannya, sesosok kuntilanak menghampirinya dan berkata kepadanya untuk menghentikan hal tersebut. Malam yang sama, Pak Karto yang sedang berjaga terkunci di sebuah gudang dan paginya ditemukan Tomi, mayatnya digantung. Pada siangnya, Herman yang baru pergi dari suatu tempat nyaris menabrak seorang wanita dan membuat dirinya tertabrak truk. Wanita yang nyaris ditabrak adalah Darminah. Malamnya, Toni dan Rita berbincang, sepakat bahwa hantu yang berada di rumah mereka harus dihilangkan. Saat Rita keluar, ia dikejar oleh zombie Herman yang mengejarnya hingga Rita ditolong Darminah.
Paginya, Rita mengutarakan keinginan dirinya dan Tomi untuk memanggil dukun kepada ayahnya. Ayahnya setuju dan memanggil dukun. Dukun yang disewa, mendapatkan serangan pecahan kaca dan serakan kelopak bunga, Rita, Tomi, dan Munarto melihat kepala sang dukun dilempari chandelier yang berputar. Setelah semua selesai, Darminah mengendap-ngendap pergi ke suatu tempat, Tomipun mengikutinya. Darminah pergi ke kuburan dan dibelakangnya terdapat Herman dan Pak Karto yang seperti zombie, Darminah membangkitkan Mawarti untuk disuruh membunuh keluarganya sendiri. Tomi ketahuan mengintip dan dikejar, untung ia berhasil kabur dan sampai ke rumah, ia langsung memperingatkan Munarto dan Rita akan Darminah. Rita percaya, tetapi Munarto tidak dan bersama mereka pergi ke kamar Darminah yang ternyata Darminah sudah ada disana. Keesokan harinya Rita dan Tomi nekat menggali kuburan Mawarti dan masih melihat mayatnya ada disana. Sekembalinya, Rita, Tomi, dan Munarto diganggu mayat hidup. Rita diganggu Herman, Tomi diganggu Pak Karto, Munarto diganggu Mawarti. Setelah berhasil kabur dari kamar, mereka bertiga berlari ke ruang makan dan melihat Darminah memegang sebuah tengkorak dan rambut kribo. Darminah ternyata adalah setan yang berusaha mengintimidasi orang yang imannya lemah. Lalu, setelah diteror dan meninggal tanpa sempat bertaubat, orang itu akan dijadikan abdi setan di neraka. Rita, Munarto, dan Tomi lari ke pintu depan dan berhasil membuka pintu, yang di depan sudah ada seorang kiai dan pendukungnya. Bersama mereka menghadang Darminah dan ketiga zombie dengan rapalan surat Al-Qur’an. Mereka semuapun terbakar.
Film berakhir dengan Munarto, Tomi, dan Rita sudah bertaubat dan baru kembali dari masjid menuju mobil. Disebelah mereka ada sebuah mobil yang ditempati seorang wanita (Darminah).



Pemeran:- Suzzanna sebagai Larsih
- Soendjoto Adibroto sebagai Sumarna
- Vera Magdalena sebagai Murti
- Jeffry Waworuntu sebagai Jeffry
Tanggal Rilis:1988
Negara:Indonesia
Bahasa:Indonesia
Durasi:96 Menit


Preview:


Sinopsis:

Sumarna (Soendjoto Adibroto), pawang buaya, merebut jimat teman seperguruannya yang bisa membuat pawang menundukkan buaya seganas apapun. Meski mendapat jimat, ia kena kutukan. 20 tahun kemudian, dua anaknya meninggal. Yang pertama mati di kolam buaya hingga buaya-buaya disitu dibunuhi, dan yang kedua mati tertabrak motornya sendiri. Tinggal anak perempuannya Murti (Vera Magdalena), yang juga dibayang-bayangi maut. Sumarna lalu mengeluh pada janda muda di desa itu, Larsih Suzanna, yang ternyata Ratu Buaya Putih dan dirasuki arwah rekan seperguruan yang dibunuh Sumarna. Rahasia Ratu Buaya Putih ini diungkap oleh Parlan, tokoh alim desa itu, yang juga adik suami-istri yang dibunuh Sumarna. Akhirnya Buaya Putih bisa dikalahkan, dan Murti dan Jeffry (Jeffry Waworuntu), rekan bisnis jual-beli buaya, yang sempat ditahan bisa selamat.

 
© 2016- Download Film Jadul
All Rights Reserved
Distributed By Gooyaabi Templates